Selasa, 17 September 2019

Melalui Platform Online, Hampir Semua Data Diri Penduduk Ekuador Diretas

"Tak ada yang aman di dunia internet" begitulah kutipan di film yang berbau internet dan hacking.
Seorang pakar keamanan mengabarkan bahwa hampir seluruh penduduk Ekuador mengalami kebocoran data pribadi secara online, pemerintah setempat menganggap hal ini menjadi sebuah masalah yang sangat rumit.
Melansir Forbes, Selasa (17/9), diperkirakan sebanyak 16,6 juta orang termasuk hampir tujuh juta di antaranya merupakan anak-anak data pribadinya diekspos oleh peretas melalui server tanpa jaminan yang diduga dilakukan oleh perusahaan pemasaran dan analisis di Ekuador.
"Informasi yang dapat saya bagikan kepada Anda pada saat ini adalah bahwa ini adalah masalah yang sangat rumit, ini menjadi perhatian utama bagi seluruh pemerintah dan negara," kata Menteri Dalam Negeri, Maria Paula Romo.
Sebuah perusahaan keamanan, yaitu vpnMentor mengungkap bahwa peretasan yang dilakukan meliputi nama lengkap warga negara, tanggal dan tempat lahir, tingkat pendidikan, nomor telepon, dan nomor kartu identitas nasional.
"Mayoritas individu yang terkena tampaknya berada di Ekuador, meskipun rincian persisnya masih belum jelas, database yang bocor tampaknya berisi informasi yang diperoleh dari sumber luar. Sumber-sumber ini mungkin termasuk daftar pemerintah Ekuador, kendaraan bermotor asosiasi yang disebut Aeade, dan Biess, sebuah bank nasional Ekuador," ungkap vpnMentor kepada Forbes.
Selain itu, beberapa kabar juga mengatakan bahwa perusahaan keamanan tersebut dengan cepat menghubungi Ecuador's Computer Emergency Response Team (ECERT), sebuah tim tanggap darurat yang menangani segala permasalahan pada setiap basis komputer di Ekuador untuk mengamankan data yang bocor.
Beberapa waktu kemudian kabarnya basis data tersebut dapat ditutup berkat intervensi yang dilakukan oleh Computer Emergency Response Team Ekuador.
Lebih lanjut, Romo mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan penyelidikan, yang nantinya dapat mengetahui pihak yang akan bertanggungj awab atas apa yang sudah terjadi.
"Saya juga berharap, bahwa pada beberapa waktu ke depan, kementerian telekomunikasi akan dapat menilai informasi teknis yang lebih menyeluruh tentang perlindungan data," tutupnya.

Sumber: Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar