Selasa, 17 September 2019

RUPS Bank BNI Lahirkan Dirut Baru, Berikut Sejarah Singkat Dirut Baru Bank BNI


Achmad Baiquni ditunjuk dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai direktur utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Sebelumnya, Achmad Baiquni merupakan direktur keuangan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak 20 Mei 2010. Tercatat, Achmad Baiquni memulai karir perbankan nya di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sejak tahun 1984.

Baiquni juga pernah meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung pada 1982. Yang kemudian, Baiquni melanjutkan dengan meraih gelar Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina pada 1992.

Baiquni telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking (BSMR) di Belanda, Executive Training for Director di The Wharton School of The University of Pennsylvania Amerika Serikat, dan Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification (BSMR) di Singapura.

Selain itu, pria kelahiran Surabaya pada 1957 ini juga pernah mengikuti Retail Banking Conference (LAFERTY) di Singapura, Asian Bankers Surveyor Program Bank of New York di New York, dan SESPIBANK IBI di Jakarta. Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.

Tidak hanya direksi, pemegang saham juga merombak jajaran dewan komisaris emiten berkode saham BNI tersebut.


Sumber: Liputan6.com

Sejarah Singkat Direktur Umum Yang Terbaru Dari Bank BNI


Dirut baru Bank Negara Indonesia (BNIAchmad Baiquni memiliki sejarah panjang di dunia keuangan utamanya perbankan. Berikut, sejarah singkat Achmad Baiquni.
Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Diangkat sebagai Direktur Keuangan BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 1984. Sebelumnya pernah menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun conference di London, New York dan Singapura.


Sumber: republika.co.id

Bank BJB Siap Sambut Era Perbankan Digital


Era digital seperti sekarang memang bisa mempermudah setiap orang, banyak sekali kebutuhan-kebutuhan yang bisa kita dapat melalu peran media sosial ataupun e-commerce, termasuk juga soal perbankan.

Bicara soal perbankan di era digital, Bank BJB hadir dengan jajaran manajemen baru yang akan menjawab tantangan perkembangan digital di tengah persaingan yang kian kompetitif.

Jajaran direksi Bank BJB saat ini dipimpin oleh Yuddy Renaldi sebagai Direktur Utama, Agus Mulyana sebagai Direktur Kepatuhan, Nia Kania sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Rio Lanasier sebagai Direktur IT, Treasury, dan International Banking, Suartini sebagai Direktur Konsumer dan Ritel serta Tedi Setiawan sebagai Direktur Operasional. 

Bank dengan kode emiten BJBR ini berhasil menorehkan kinerja positif pada Triwulan II 2019.  Dimana Bank BJB mencatatkan aset sebesar Rp120,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,4% year on year yang didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh 7% y-o-y. Dengan Total kredit meningkat 8,2% menjadi sebesar Rp78,2 triliun. Kinerja bisnis tersebut membuat bank bjb berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp803 miliar. 

”Peningkatan layanan diharapkan menjadi pondasi bank bjb untuk mencapai visi menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia lewat bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama bank bjb pada sesi pemaparan kinerja dalam acara Analyst Meeting Triwulan II 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019). 

Berbagai langkah strategis ysng ditempuh Bank BJB untuk percepatan bisnis dan peningkatan layanan kepada nasabah. Agus Mulyana yang juga termasuk jajaran direksi Bank bjb akan melakukan pengembangan digitalisasi produk dan layanan, dengan rencana pengembangan jangka pendek yang akan dilakukan yaitu melakukan akselerasi pembangunan beberapa produk dan layanan elektronik serta digital banking antara lain:
  • Pengembangan e-money server based untuk transaksi menggunakan QR Code. 
  • Perluasan fitur dari mobile banking bank bjb termasuk bjb Digi yang lebih user friendly. 
  • Integrasi bisnis digital dengan perusahaan Fintech termasuk e-commerce. 
  • Self service banking machine atau e-kiosk dan transaksi menggunakan chat bot.
Sedangkan untuk pengembangan jangka panjang dalam digitalisasi layanan, Bank BJB dengan jajaran komisaris diisi oleh Farid Rahman sebagai Komisaris Utama Independen, Eddy Iskandar Muda Nasution dan Muhadi sebagai Komisaris, serta Fahlino F. Sjuib dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen.akan mengoptimalkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam bentuk elektronifikasi layanan pengelolaan keuangan daerah, antara lain digitalisasi layanan publik, digitalisasi Pemerintahan Daerah dan mendukung program Smart City. 

"Kami meyakini di dalam setiap perubahan akan selalu ada peluang dan tantangan untuk dihadapi. bank bjb siap menghadapi tantangan-tantangan baru ini dan membuktikan bahwa bank bjb merupakan bank yang adaptif dan dinamis dalam merespon kebutuhan layanan transaksi nasabah,"  ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.


Sumber: Ayobandung.com

Bank BJB Raih Penghargaan TOP GRC 2019 Berkat Pengelolaan Resiko Yang Baik


Salah satu kunci yang harus diterapkan dalam setiap usaha bisnis adalah Pengelolaan risiko. Peran manajemen risiko yang lebih banyak berada di balik layar ini tak akan banyak terlihat. Namun pada dasarnya, fungsinya terlampau besar untuk dihiraukan begitu saja. Seperti halnya "Bak menggali untuk menutup lubang" tanpa risiko yang terkelola dengan baik, penetrasi usaha yang dilakukan tak akan menjadi apa-apa. 

Sebagai Plt Dirut Bank BJBAgus Mulyana Sudah baik dalam kinerja dengan Menerapkan Pengelolaan Risiko yang Baik. Bank bjb menyadari sekali dalam signifikansi yang dimainkan pengelolaan risiko usaha ini. Fungsinya yakni untuk membangun dasar analisis yang kuat sehingga berbagai langkah untuk pengambilan keputusan usaha yang dijalankan perbankan bisa terhindar dari risiko merugikan bahkan mendorong ekspansi keuntungan pada level optimal. 

Pola manajemen risiko yang diterapkan bank bjb selama ini sudah terbukti berhasil dengan memberi rasa aman sekaligus menunjang pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Hal tersebut bisa dilihat dari kualitas kredit bank bjb yang berhasil dijaga dengan baik .

Catatan perseroan pada Semester I 2019 rasio Non Performing Loan (NPL) bank bjb terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 yang sebesar 2,61%. Sementara itu, rasio Net Interest Margin (NIM) bank bjb berada pada level 5,7% atau berada di atas rata-rata rasio NIM industri perbankan yang mencapai 4,9%. 

Sedangkan dari segi kinerja, tercatat total aset bank bjb berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy. 

Positifnya langkah pengelolaan risiko perusahaan ini juga diakui berbagai pihak yang kompeten, termasuk di antaranya Top Business, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center yang saling bekerja sama memberikan Sebuah penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019. 

Dalam hajat tersebut, bank bjb mendapatkan penghargaan TOP GRC 2019 #4 Stars. Bank bjb dinilai telah menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan sangat baik. Penghargaan ini dinilai dari tiga aspek utama, yakni sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan. 

Dewan juri menilai sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG), manajemen risiko dan manajemen kepatuhan di perusahaan, berada di tingkat yang sangat baik sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Direktur Kepatuhan bank bjb Agus Mulyana juga didapuk sebagai The Most Committed GRC Leader 2019 dalam ajang ini. 

"bank bjb menyadari berbagai langkah usaha yang dilakukan perseroan harus dilandasi oleh tujuan mulia untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi negeri. Seluruh keputusan perusahaan selalu didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik, didukung analisis tajam untuk melihat berbagai peluang dan ikhtiar nyata demi mempertahankan kebutuhan nyata dan berkelanjutan," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, M. As'adi Budiman. 

TOP GRC adalah kegiatan pembelajaran bersama tentang governance, risk, and compliance sekaligus apresiasi kepada perusahaan yang dinilai berkinerja baik dan telah menerapkan GRC dalam pengelolaan usaha bisnisnya. bank bjb sendiri selalu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG) dalam setiap langkah usahanya. Penerapan sistem tata kelola ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menghindari potensi fraud yang merugikan berbagai pihak dari beragam aspek. GCG bank bjb telah terbukti bekerja dengan baik dan beberapa kali membuat perbankan diganjar penghargaan, tak terkecuali dari lembaga antirasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Sumber : Ayobandung.com

Bank BJB Angkat Agus Mulyana Menjadi Plt Dirut di BJB


Dengan diberhentikannya Ahmad Irfan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), membuat Direktur Kepatuhan Bank  BJB, Agus Mulyana ditunjuk menjadi pelaksana tugas (plt) direktur utama (dirut) di Bank BJB.  

RUPSLB juga menetapkan akan membuka seleksi calon dirut baru until menjalankan visi baru perseroan sebagai agen pembangunan daerah pun dalam meningkatkan penetrasi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Dirut baru hasil fit and proper test akan dilantik Maret (2019) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tetapi sesuai ketentuan OJK, posisi dirut tidak boleh kosong. Jadi ada rangkap jabatan oleh direktur kepatugan sebagai plt dirut,” ucap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (11/12).

Dalam agenda perubahan pengurus RUPSLB, pemegang saham menyetujui perubahan pengurus Perseroan yaitu memberhentikan dengan hormat Ahmad Irfan selaku Direktur Utama Bank BJB.

Pemberhentian ini terhitung sejak ditutupnya Rapat dan Pemberhentian Agus Gunawan selaku Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB yang wafat pada tanggal 9 November 2018.

Selain itu, pemegang saham juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Komisaris Utama Independen Bank BJB Klemi Subiyantoro beserta dua Komisaris Independen Bank BJB Rudhyanto Mooduto dan Suwarta.

Suartini selaku Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB akan rangkap melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direktur Komersial dan UMKM perseroan. Adapun pengurus lainnya tidak mengalami perubahan yaitu Nia Kania sebagai Direktur Keuangan dan Fermiyanti sebagai Direktur Operasional serta Muhadi sebagai Komisaris Bank BJB dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen Perseroan.

“Mendapat mandat RUPS merangkap sebagai dirut. Hal biasa dalam organisasi. Saya akan terus menjalankan program-program yang sudah dibangun oleh Pak Ahmad Irfan, dan akan memerbaiki jika ada kekurangan,” tukas Agus Mulyana.

Di ketahui Agus Mulyana  sempat menjabat Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BjB sejak Mei 2015. Pria kelahiran Bandung tahun 1964 ini sebelumnya pernah menjadi Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB pada periode 2014 – 2015, dan Pemimpin Kantor Wilayah III Bank BJB sepanjang 2013 – 2014. 


Semakin Canggih, Apakah Teknologi AI Akan Menggantikan Peran Manusia?

Seiring berjalannya waktu, teknologi memang semakin pesat perkembangannya, terlebih lagi kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan atau AI memang mengalami perkembangan yang cukup pesat dan banyak diimplementasikan di berbagai sektor. Namun, teknologi tersebut dinilai tidak akan sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam pekerjaan.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, kecerdasan buatan memang dapat membantu pekerjaan, bahkan berpotensi menggantikan peran manusia.
Tetapi hal itu hanya berlaku untuk proses kerja atau kegiatan yang bersifat repetitif. Sementara untuk pekerjaan yang sifatnya spesifik tidak dapat digantikan.
"Sesuatu yang sifatnya repetitif itu bisa digantikan dengan AI dengan mudah. Kalau kita lihat bank itu sekarang sudah pakai chatbotnggak pakai lagi customer service," ujarnya kepada wartawan disela-sela acara Youth Dialogue 2019, Selasa (17/9/2019), di Hotel Borobudur Jakarta.
Selain itu, teknologi kecerdasan buatan tetap memerlukan peran dari manusia. Pasalnya, tidak seluruhnya dapat bekerja secara mandiri dan membutuhkan operator atau teknisi untuk menjalankannya.
Sehingga, langkah yang perlu dilakukan ialah melakukan pengembangan keterampilan dari sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi. Hal tersebut guna mengantisipasi hilangnya peluang kerja, sekaligus membekali kemampuan baru yang tidak mudah digantikan oleh teknologi.
"Kominfo sendiri kan sekarang (melatih) 25 ribu digital talent. Itu fokus kepada peningkatan keterampilan dan nanti di sertifikasi oleh misalnya Google dan sebagainya," kata Rudiantara.
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi CSIS Jakarta, Yose Rizal Damuri menjelaskan implementasi AI memiliki peran yang luas. Di satu sisi, teknologi tersebut membawa berbagai potensi dan kesempatan baru, namun di sisi lain ada pula risiko yang harus diantisipasi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana melatih dan mengembangkan kemampuan baru SDM. Agar mereka yang pekerjaannya tergantikan oleh teknologi tetap bisa bekerja di posisi lain yang membutuhkan keterampilan berbeda.
"Di sini saya pikir program pemerintah meningkatkan keterampilan dan human capital sangat tepat. Tinggal jalannya gimana apa yang perlu ditingkatkan bagaimana programnya perlu dirumuskan dengan tepat," kata Yose kepada wartawan.

Sumber: Akurat.co

Tidak Sesuai Harapan, Menkominfo Sebut Robot Sophia Tidak Secerdas Yang Dibayangkan

Nampaknya teknologi kecerdasan buatan yang ada di robot Sophia tidak sesuai yang di harapkan Menkominfo.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menyebutkan bahwa robot manusia Sophia tidak secerdas seperti yang dibayangkan. Hal itu diungkapkannya usai menguji kemampuannya dengan melontarkan beberapa pertanyaan.
"Ternyata nggak pinter-pinter amat. Kenapa, karena saya pun nanyanya harus menggunakan cue card karena kan pertanyaan di sana di programnya jawabnya apa," ujar Rudiantara kepada wartawan disela-sela acara Youth Dialogue 2019, Selasa (17/9/2019), di Hotel Borobudur Jakarta.
Rudiantara mengatakan sering kali kita beranggapan bahwa robot dengan teknologi kecerdasan buatan, Machine Learning bahkan Deep Learning sudah benar-benar cerdas. Hanya saja, baginya Sophia tidak seberkesan dalam video yang kita lihat selama ini.
Kendati demikian, Sophia menjadi salah satu perkembangan teknologi kecerdasan yang luar biasa. Pasalnya, dalam kurun waktu 3,5 tahun, robot manusia tersebut sudah bisa menampilkan beberapa hal, salah satunya berinteraksi dengan manusia.
Rudiantara menyebut jika pengelolaan big data robot Sophia terus dikembangkan, sangat mungkin pada 3 tahun kedepan kemampuannya akan meningkatkan 10 hingga 20 kali lipat dari saat ini. Hal tersebut karena dalam meningkatkan kemampuan AI, diperlukan jumlah data yang besar untuk dipelajari oleh sistem.
Jika data yang diterima dan disimpan robot Sophia semakin banyak, maka dapat dipelajari oleh sistem dan digunakannya untuk berinteraksi dengan manusia.
"Artinya pertumbuhannya eksponensial. Karena apa, datanya kan makin banyak, diksinya makin banyak, sehingga dia makin bisa membuat algoritma," ungkapnya.
"Mungkin kalau 2 tahun lalu sophia datang ke sini, kita nggak perlu pakai Cue card nanyanya, jadi bebas. Itu impresi saya tentang Sophia," pungkasnya.

Sumber: Akurat.co

Sophia, Robot Dengan Kecerdesan Buatan Yang Unjuk Kemampuan Didepan Menkominfo

Baru-baru ini kita dikejutkan oleh adanya Robot dengan teknologi kecerdesaran buatan (AI).
Sophia, ya dialah robot manusia yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang akhirnya tiba di Indonesia. Robot besutan Hanson Robotic yang disebut-sebut memiliki kecerdasan layaknya manusia tampil dalam acara acara ‘Youth Dialogue 2019’ yang berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (17/9).
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, serta beberapa peserta tamu undangan pun menguji kemampuan robot manusia tersebut dengan mengajaknya berinteraksi.
"Do you know you were you are? (Hai, Sophia, Kamu tahu ada di mana sekarang?)," Tanya Rudiantara.
Sophia pun menjawab, "Hi everyone I very exited in here in Jakarta, Indonesia, especially dialogue with you (Hai, saya sangat senang ada di Jakarta, khususnya berdialog dengan Anda),"
Sontak, respons dari robot pintar itu pun berhasil memukau para hadirin yang hadir dan mendapat tepuk tangan penonton. Dengan kecerdasan buatan yang disematkan, Sophia mampu menjawab beberapa pertanyaan yang dilemparkan kepadanya.
Managing Partner dari GK-Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono mengatakan kehadiran Sophia diharapkan dapat menginspirasi Indonesia dan mengingatkan bahwa kecerdasan buatan tengah berkembang sedemikian pesat.
Menurutnya, selain membantu manusia AI memang dapat menggantikan beberapa pekerjaan yang dilakukan saat ini. Namun, di sisi lain juga menawarkan kesempatan untuk berinovasi dan mengeksplorasi hal-hal baru.
Sophia sendiri dikembangkan sejak 2015 oleh Hanson Robotics yang berbasis di Tiongkok. Perusahaan milik ahli robotika asal Amerika Serikat, David Hanson. Sejak 2017 robot manusia yang kini berusia sekitar 3,5 tahun itu telah mendapat status kewarganegaraan dari Arab Saudi.

Sumber: Akurat.co

G604 Lightspeed, Produk Terbaru Dari Logitech

Salah satu produsen aparel gaming yaitu Logitech dikabarkan telah meluncurkan produk terbarunya.
Yap, Logitech telah meluncurkan mouse gaming terbarunya, G604 Lightspeed. Perangkat generasi terbaru itu digadang-gadang memiliki daya tahan baterai yang lebih lama.
Vice President dan General Manager Logitech Gaming, Ujesh Desai, mengatakan bahwa perangkat tersebut hadir untuk para gamers yang juga membutuhkan gear serba guna untuk menjalankan berbagai macam tugas.
Mouse Generasi terbaru itu menawarkan enam tombol dengan kontrol maksimal yang mengombinasikan teknologi wireless LIGHTSPEED.
"G604 LIGHTSPEED ini dilengkapi fitur teknologi eksklusif Logitech G LIGHTSPEED Wireless untuk koneksi yang bebas gangguan," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (17/9/2019).
Logitech menawarkan fitur untuk mengubah pengaturan LIGHTSPEED ke koneksi Bluetooth dan kustomisasi mouse G604 didukung 15 tombol pemrograman, dual mode hyper fast scroll wheel, dan enam tombol pilihan.
Guna membantu para gamers mendapatkan pengalaman terbaik dari gear-nya, G604 LIGHTSPEED dapat di atur menggunakan Logitech G Hub gaming software.
Adapun mouse gaming tersebut akan hadir di pasar Indonesia mulai Oktober 2019 dengan banderol Rp1,55 juta.

Sumber: Akurat.co

Melalui Platform Online, Hampir Semua Data Diri Penduduk Ekuador Diretas

"Tak ada yang aman di dunia internet" begitulah kutipan di film yang berbau internet dan hacking.
Seorang pakar keamanan mengabarkan bahwa hampir seluruh penduduk Ekuador mengalami kebocoran data pribadi secara online, pemerintah setempat menganggap hal ini menjadi sebuah masalah yang sangat rumit.
Melansir Forbes, Selasa (17/9), diperkirakan sebanyak 16,6 juta orang termasuk hampir tujuh juta di antaranya merupakan anak-anak data pribadinya diekspos oleh peretas melalui server tanpa jaminan yang diduga dilakukan oleh perusahaan pemasaran dan analisis di Ekuador.
"Informasi yang dapat saya bagikan kepada Anda pada saat ini adalah bahwa ini adalah masalah yang sangat rumit, ini menjadi perhatian utama bagi seluruh pemerintah dan negara," kata Menteri Dalam Negeri, Maria Paula Romo.
Sebuah perusahaan keamanan, yaitu vpnMentor mengungkap bahwa peretasan yang dilakukan meliputi nama lengkap warga negara, tanggal dan tempat lahir, tingkat pendidikan, nomor telepon, dan nomor kartu identitas nasional.
"Mayoritas individu yang terkena tampaknya berada di Ekuador, meskipun rincian persisnya masih belum jelas, database yang bocor tampaknya berisi informasi yang diperoleh dari sumber luar. Sumber-sumber ini mungkin termasuk daftar pemerintah Ekuador, kendaraan bermotor asosiasi yang disebut Aeade, dan Biess, sebuah bank nasional Ekuador," ungkap vpnMentor kepada Forbes.
Selain itu, beberapa kabar juga mengatakan bahwa perusahaan keamanan tersebut dengan cepat menghubungi Ecuador's Computer Emergency Response Team (ECERT), sebuah tim tanggap darurat yang menangani segala permasalahan pada setiap basis komputer di Ekuador untuk mengamankan data yang bocor.
Beberapa waktu kemudian kabarnya basis data tersebut dapat ditutup berkat intervensi yang dilakukan oleh Computer Emergency Response Team Ekuador.
Lebih lanjut, Romo mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan penyelidikan, yang nantinya dapat mengetahui pihak yang akan bertanggungj awab atas apa yang sudah terjadi.
"Saya juga berharap, bahwa pada beberapa waktu ke depan, kementerian telekomunikasi akan dapat menilai informasi teknis yang lebih menyeluruh tentang perlindungan data," tutupnya.

Sumber: Akurat.co

Rabu, 11 September 2019

Siberkreasi Netizen Fair 2019 Bertujuan Untuk Bantu Cerdaskan Pengguna Internet di Indonesia

Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi merupakan gerakan sinergis yang mendorong pengguna internet atau netizen di Indonesia dalam menggunakan internet secara lebih bijak dan bertanggung jawab. Gerakan ini diinisiasi oleh beberapa Kementerian Lembaga, komunitas atau organisasi, dan juga private sector.
Salah satu program Siberkreasi adalah Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair 2019 yang diadakan setiap tahun. Pada tanggal 5 Oktober mendatang, Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan berlangsung di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka, Jakarta. Kegiatan ini merupakan gelaran ketiga setelah dua tahun sebelumnya Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair sukses digelar.
Dengan mengangkat tema “Creator Generation” pada tahun ini, Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair 2019 hadir untuk mengajak anak bangsa lebih bebas menuangkan kreativitas dalam berekspresi serta mendorong anak muda agar mampu memanfaatkan teknologi dengan memproduksi konten positif yang bisa berguna bagi banyak orang. Hal ini dikarenakan kurang fasilitas untuk mengembangkan kreativitas baik di sekolah maupun di rumah. Akibatnya, akan melahirkan mentalitas 'sumbu pendek' saat melihat berita di mediasosial.
Berbagai acara Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair 2019 akan digelar, mulai dari workshop dengan berbagai tema dengan narasumber yang berkompeten, SiberkreasiAward, hingga penampilan musik dari sejumlah musisi Tanah Air. Acara ini juga turut menghadirkan Presiden Joko Widodo, Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Masyarakat dari berbagai lapisan dapat terlibat aktif dalam menyebarluaskan internet positif agar tercipta netizen Indonesia yang kreatif, inovatif, dan produktif. Para pelaku industri digital pun diharapkan dapat berkolaborasi dan mendukung pemerintah selaku fasilitator dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di kancah global dalam industri 4.0.
"Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair adalah event yang penuh dengan energi positif dari dunia siber. Mulai dari bermacam workshop, entertainment & penghargaan. Orang harus datang untuk mendapatkan inspirasi, ilmu & kreatifitas baru, jika ingin aktif berkontribusi dalam dunia siber. Tapi juga bagi konten kreator yg sudah konsisten membuat konten positif, Netizen Fair adalah rumah mereka, karena karya mereka dihargai di situ," ujar Yosi Mokalu, Ketua Divisi Kreatif GNLD Siberkreasi melalui siaran pers yang diterima Akurat.co, Rabu (11/9).
Untuk mengikuti Netizen+Fair' class='related-tag'>Siberkreasi Netizen Fair 2019, masyarakat tidak dikenakan biaya alias gratis. Bagi yang ingin ikut serta, dapat mendaftar di laman resmi siberkreasi. Pendaftaran akan ditutup pada tanggal 25 September 2019, pada pukul 23.00 WIB.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara turut mendukung kegiatan dari Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.
"Hidup di era digital memudahkan kita untuk mendapatkan, berbagi, hingga mengolah berbagai informasi. Meskipun memudahkan kita dalam berinteraksi satu sama lain akibat mudahnya arus informasi di era digital, membuat kita juga harus menghadapi berbagai tantangan yang muncul di era ini. Seperti rentannya penyebaran konten negatif melalui internet berupa hoax, cyberbullying, dan online radicalism," papar Rudi.
"Siberkreasi sebagai gerakan nasional berupaya untuk menanggulangi hal-hal tersebut dengan melakukan literasi digital. Bersama siberkreasi kita mendorong netizen Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam menyebarkan konten positif secara konsisten di dunia maya. Sehingga dengan memanfaatkan perkembangan teknologi ini kita bisa berkembang dan produktif di dunia digital,” lanjut Rudi.
Setelah dua tahun sejak diluncurkan pada 27-29 Oktober 2017 di Jakarta, siberkreasi telah berhasil mewadahi 102 lembaga atau komunitas dari berbagai unsur, menjangkau 442 lokasi dengan lebih dari 185.000 peserta aktif yang dikemas dalam program – program sinergi, dan menyebarluaskan 73 buku seri literasi digital yang telah diunduh sebanyak 180.000 kali.

Sumber: Akurat.co

Sepak Terjang BJ Habibie Di Dunia Teknologi

Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie tutup usia Rabu (11/9) sore, di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Pria kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 itu wafat akibat penyakit yang dideritanya, setelah sebelumnya menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019.
Sebelum menjabat sebagai presiden ketiga RI, menggantikan Soeharto yang lengser pada Mei 1998, pria yang kala muda memiliki nama panggilan Rudy ini dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia berkat segunda prestasi dan jasa-jasanya. Dia juga sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Indonesia pada tahun 1978.
Pada 1955, Habibie meninggalkan Indonesia untuk mengenyam pendidikan di RWTH Aachen University Jerman, bidang keilmuan yang ditekuninya adalah konstruksi pesawat. Setelah merampungkan pendidikannya, Habibie pun bekerja di salah satu perusahaan penerbangan Jerman bernama Messerschmitt Bolkow Blohm.
Di sana dia mencetuskan beberapa teori yang akhirnya dipakai dalam pengetahuan mengenai bidang penerbangan di dunia, di antaranya Termodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Seluruh penelitian yang dikerjakannya dilakukan untuk memajukan industri penerbangan, khususnya di Tanah Air.
Dengan keinginan sekaligus janjinya untuk mengembangkan industri pesawat Indonesia, Habibie pun memutuskan kembali ke Tanah Air dan menjadi penasihat pemerintah di sektor teknologi pesawat terbang serta teknologi tinggi pada 1974.
Sampai akhirnya dia pun memberanikan diri untuk membangun industri pesawat terbang pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara dengan mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Pesawat pertama yang di produksinya adalah pesawat N-250 yang menjadikannya sebagai pesawat penumpang pertama yang dirancang dan dibuat sendiri oleh Indonesia. Prototipe pertamanya dengan nomor PA-1 Gatot Kaca berkapasitas 50 penumpang berhasil terbang pada 10 Agustus 1995.
Pesawat N-250, Kode N Merupakan Nusanatara
Penggunaan kode N pada pesawat produkan IPTN itu merupaan Nusantara. N-250 disebut dapat terbang hingga jarak 1.270 kilometer dengan kecepatan maksimum 611 kilometer per jam.
Pada saat tahap perencaan, N-250 direncanakan akan dibuat dalam empat protoipe, yakni PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Sayangnya, hanya dua prototipe yang akhirnya diproduksi, menyusul diberhentikannya program pengembangan karena krisis ekonomi.
N-250 dengan nomor seri PA-1 Gatot Kaca memiliki kapasistas 50 penumpang dan mengudara untuk pertama kalinya pada 10 Agustus 1995 selama 55 menit. Sementara PA-2 Krincing Wesi memiliki kapasistas 70 penumpang dan pertama kali terbang di langit nusantara pada 19 September 1996.
Adapun PA-3 dan PA-4 yang telah direncanakan uji terbang pada Juli dan September 1996, hanya saja konstruksinya terpaksa dihentikan karena krisis ekonomi yang melanda Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Kendati tidak berlanjut, hal ini menjadi sejarah besar Indonesia dan sekaligus menjadi catatan atas jasa-jasa yang telah diberikan Habibie dibidang teknologi, khususnya industri penerbangan di Indonesia. Kini putra bangsa tersebut telah tiada, namun semua jasanya tak akan terlupakan sepanjang masa. Selamat Jalan Bapak Teknologi Indonesia.


Sumber: Akurat.co